MATERI 8: KAIDAH KEBAHASAAN TEKS DESKRIPSI
MATERI 8
KAIDAH KEBAHASAAN TEKS
DESKRIPSI
Pada materi 3 sebelumnya, kalian sudah mempelajari ciri penggunaan bahasa pada teks deskripsi. Pada materi ini kalian mempelajari tentang aturan atau kaidah kebahasaan pada teks deskripsi.
Kedua hal tersebut
kurang lebih sama. Materi lengkap kaidah kebahasaan teks deskripsi ada di buku Bahasa
Indonesia Kelas VII SMP/Mts sederajat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
Edisi Revisi 2017 di halaman 21-35.
Ada 9 poin yang berkaitan dengan kaidah kebahasaan teks deskripsi, yaitu:
- Penggunaan Kalimat Perincian untuk Mengonkretkan
- Penggunaan Kalimat yang Menggunakan Cerapan Pancaindra (seolah melihat, mendengar, merasakan)
- Penggunaan Imbuhan MeN- dengan Kata Dasar (k, p, t, s)
- Penggunaan Sinonim pada Teks Deskripsi
- Penggunaan Kata Depan pada Teks Deskripsi (di, dari, pada, ke)
- Penggunaan Kata Khusus
- Penggunaan Kata depan di- dan Huruf Kapital
- Mendaftar Kalimat Bermajas
- Penggunaan Pilihan Kata yang Bervariasi
Poin 1, 2, 4, 6, dan 8 sudah ada di materi 3 Ciri Penggunaan Bahasa Pada Teks Deskripsi. Silakan kalian baca kembali materi 3. Untuk poin 3, 5, 7, dan 9 dijelaskan sebagai berikut.
Imbuhan adalah suatu tambahan pada kata untuk membentuk kata tersebut menjadi bentuk baru. Imbuh berarti tambah.
Imbuhan pada teks deskripsi yang dibahas adalah awalan MeN- yang berada pada kata dasar yang berawalan huruf k, p, t, s. Huruf awal pada kata dasar k,p,t,s akan hilang dan awalan MeN- akan berubah bentuknya. Contoh:
MeN- + kata dasar = bentuk baru
MeN- + ketik = mengetik
MeN- + pesona = memesona
MeN- + tulis = menulis
MeN- + susun = menyusun
- Proses belajar di rumah harus tetap lancar. (Kata depan "di" dipisah dengan kata "rumah")
- Ia langsung menuju rumahku dari sekolah. (Kata depan "dari" dipisah dengan kata "sekolah")
- Pembelajaran dimulai pada Senin pagi. (Kata depan "pada" dipisah dengan kata "Senin")
- Ibu berbelanja ke pasar sejak pagi. (Kata "ke" dipisah dengan kata "pasar")
- Perbedaan Penggunaan Kata Depan di dan Imbuhan di-
- Penggunaan Huruf Kapital
Selain pada huruf pertama setiap kalimat, pada teks deskripsi, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada nama diri, nama tempat, nama kota, nama pulau, nama provinsi, nama negara, huruf pertama unsur-unsur nama geografi (selat, laut, teluk), dan lain-lain.
Ada aturan tersendiri untuk penggunaan dan penulisan huruf kapital. Aturan huruf kapital secara lengkap ada pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Contoh penggunaan huruf kapital pada kalimat:
1. Pantai Senggigi terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kapital P pada kata "Pantai" karena awal kalimat. Kapital S pada kata "Senggigi" karena nama tempat. Kapital P, N, T, dan B pada kata "Provinsi Nusa Tenggara Barat" karena nama geografi provinsi.
- Penggunaan Pilihan Kata yang Bervariasi
Sumber:
Buku Bahasa Indonesia Kelas VII SMP/Mts sederajat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Edisi Revisi 2017
https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-imbuhan
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/PUEBI.pdf
Komentar
Posting Komentar